Pernah lihat Kucing, hewan mamalia yang tidak bertelur, punya empat kaki tidak punya tangan, berkumis tapi tidak berjanggut. Jenis hewan ini beragam dari yang tidak berambut sampai dengan yang berambut. Kucing punya kelebihan mampu menyusui anaknya beberapa sekaligus, berbeda dengan Ibu kita yang hanya punya dua gunung sebagai sumber daya, eits maaf jorok.
Kucing kadang silaturrahmi ke berbagai tempat salah satunya adalah rumah. Menurut saya Ia tidak sopan karena tidak pernah memakai celana apalagi kalau mau masuk ke rumah, ia tidak pernah mengucap salam. Mau banget saya ngajarin tapi bingung gimana caranya?
![]() |
Foto hasil kawan-kawan KKN saat memberanding Produk Kerajinan Purun |
Kucing kadang silaturrahmi ke berbagai tempat salah satunya adalah rumah. Menurut saya Ia tidak sopan karena tidak pernah memakai celana apalagi kalau mau masuk ke rumah, ia tidak pernah mengucap salam. Mau banget saya ngajarin tapi bingung gimana caranya?
Tempat favorit hewan ini adalah ruang dapur yang biasa digunakan untuk memasak, menyimpan atau menaruh makanan. Tidak hanya di kota, di pedesaan hewan ini juga banyak. Kucing dekat dan terbiasa hidup berbaur dengan manusia, tapi kalau diajak ngobrol tidak pernah nyambung tuh, apapun yang kita katakan mereka akan jawab meong-meong dengan panjang nada yang beragam hehehe... Sebagai anak IT saya prihatin pernah punya ide buat bikin Aplikasi penerjemah bahasa kucing untuk dijadikan skripsi. Niat tersebut tidak jadi, takutnya kalau benar-benar berhasil, aplikasi tersebut mampu membuat bangsa manusia dan kucing saling mengerti berkomunikasi sehingga berpeluang bagi manusia untuk memanfaatkan kucing. Kalau mereka suruh beli rokok atau sayur di pasar gimana? Kasihan tukang suruhnya karena harus membayar upah lauk setelah misi selesai hehehe...
Maaf jika basa-basi di atas terkesan merendahkan bangsa kucing. Nih saya klarifikasi, kucing hewan mulia lo, ia juga disayangi Rasulullah. Puaskan, cukup basa-basinya, lalu apa pelajaran yang bisa kita ambil dari hewan ini. Guru saya pernah bilang :
Kita sering memperlakukan agama layaknya memperlakukan kucingKetika kita makan yang kita beri kepada kucing sisa-sisanya saja seperti tulang-tulang ikan, nasi campur aduk dan makanan bekas lainnya. Masih syukur jika diberi, kadang ada juga yang tak segan mengusir itu si kucing dengan sapu atau pukulan keras kame-hame-ha.
Begitu pula dalam perkara agama. Baik harta, waktu dan pikiran yang kita berikan hanyalah sisa-sisanya saja. Kita punya waktu 24 jam. Setelah perkara dunia yang kita utamakan, berapa banyak sisa waktu untuk agama? Jangankan meluangkan waktu untuk yang sunah, yang wajib saja kadang tidak peduli. Ketika adzan berkumandang nanti dulu deh, nanggung nih kerjaan, setelah usai dan waktu pergantian shalat mau datang baru shalat. Itupun dengan secepat mungkin. Ya Rabb, maafkan hamba yang penuh dosa.
Kemudian kalau bersedekah, padahal punya uang berlimpah, buka dompet eh pilah-pilah. Mayoritas uang di dalamnya berwarna merah (seratus ribuan) yang kita jumput malah uang terkecil sepakati saja dua ribuan, karena uang seribuan kertas sudah langka hehehe... Tidak hanya itu pemirsa, sangking pelitnya matanya melotot untuk membandingkan uang mana yang paling buruk rupa kalau ada yang sobek bercabik-cabik sekalian. Ya Rabb, ampuni hamba yang penuh dosa.
Hal di atas terjadi karena sebagian berpendapat saya masih muda nanti saja kalau sudah tua, jabatan saya masih rendah nanti saja kalau sudah naik, dosa saya masih sedikit nanti saja. Gawat kalau sudah begini, cepat-cepatlah mengingat kematian.
Demikian postingan kali ini, saya akhiri dengan Istighfar dan doa. Semoga kita sadar untuk lebih memperdulikan kebutuhan rohani (agama) kita.
#kucing #cat #catlovers #pecintakucing
0 komentar:
Posting Komentar